Waktu merangkak lambat. Jarum jam sudah menunjuk pukul setengah delapan malam. Kafe yang tadinya sepi kini semakin ramai. Sira sudah menyelesaikan pemeriksaan tugas-tugas siswanya, menghabiskan secangkir kopi dan beberapa cangkir air mineral, dan sepotong roti yang ia pesan tadi. Ia merasa lelah, tetapi masih belum mau menyerah, meski hatinya mulai merasa kesal dan tak sabar lagi. Tepat pukul 20.00 WIB, layar ponsel Sira menyala. Sebuah panggilan masuk. Tertulis di sana, Ortu Bintang. "Akhirnya, lelaki itu sepertinya selesai dengan pekerjaannya" batin Sira lega. Sira menarik napas dalam, menghembuskannya perlahan, mencoba menenangkan diri. Ia tidak boleh terbawa emosi saat berbicara dengan Ayah Bintang, meski sebenarnya masih kesal, karena sejak pesan yang ia kirim sore tadi, baru sekarang dia memberi kabar. "Halo, Pak." Sapa Sira begitu mengangkat telepon. "Serius Anda masih menunggu saya?" Suara bariton berat terdengar di ujung sana, tanpa basa-basi. "Iya, Pak. Saya masih di ka
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-10-31 อ่านเพิ่มเติม