Rani berdiri di samping mobil, memandangi Fabio yang sudah membukakan pintu untuknya. Ada keraguan di wajahnya—antara takut, cemas, dan rindu yang menekan dada.“Tenang saja. Aku akan atur semuanya,” ucap Fabio lembut, tetap menahan pintu sambil menunggu Rani masuk.Rani menggigit bibir. Ia tahu ia tidak taat pada Bima tapi ia juga tidak sanggup menahan rindu pada keluarganya. Hatinya terbelah dua.Dengan tangan yang sedikit bergetar, Rani akhirnya masuk ke mobil. Ia duduk perlahan, lalu Fabio menutup pintu dengan hati-hati, seolah takut membuatnya kaget.Begitu ia memutari mobil dan hendak masuk, Fabio sudah mengangkat ponsel.“Halo, Pak ..., bisa tolong buat Mas Bima jangan pulang seharian?” tanyanya santai, seolah itu hal yang biasa ia lakukan.Rani memandanginya penuh tanda tanya. Ia tidak tahu Fabio berbicara dengan siapa, tapi jelas laki-laki itu sedang mengatur sesuatu.Tak lama kemudian, ia menutup telepon dan tersenyum kecil pada Rani. “Sudah. Sekarang ayo, kita ke rumahmu.”
Last Updated : 2025-11-26 Read more