Suasana meja tiba-tiba terasa sunyi. Senian terdiam sesaat, menatap piringnya. Nathan menatap istrinya, lalu menjawab dengan nada hati-hati.“Kami belum terburu-buru, Ma. Senian baru saja menstabilkan posisi di perusahaan. Kami ingin memastikan semuanya siap dulu.”Camila tersenyum lembut, tapi di balik senyum itu tersimpan harapan yang jelas.“Mama paham… tapi keluarga besar Zhuge juga butuh penerus, Nathan. Bukan untuk beban, hanya… waktunya sudah tepat, bukan?”Andrian yang sejak tadi diam akhirnya menambahkan,“Kamu sudah membuktikan dirimu di dunia bisnis, Senian. Sekarang mungkin waktunya membangun keluarga. Kamu tahu, tidak ada pewaris yang bisa memahami bisnis ini lebih baik daripada anak dari dua orang seperti kalian.”Senian menelan ludah pelan, matanya bergetar kecil. Pertanyaan itu seperti belati halus bukan menyakitkan, tapi menusuk dalam.Marco, yang duduk di samping Andrian, berusaha mencairkan suasana. “Pa, Ma, mungkin biarkan mereka menikmati waktu berdua dulu. Kalau
Last Updated : 2025-11-03 Read more