 LOGIN
LOGINTidak lama setelah itu, Violla terlihat menuruni anak tangga, tangan kanan menenteng tas kecil berwarna putih. Dia mengenakan kameja dan rok pendek di atas paha, terlihat rambutnya dia ikat dengan bentuk bergelombang, Kinan seketika menghentikan pertanyaannya kepada Sean.
“Selamat pagi sayangku, aku pergi dulu bye! Oh iya, Sayang. Jangan kamu ajak Kinan pergi membeli barang keperluannya. Sebagai tanda maafku kepadanya, oke!” Seru Violla.Wanita itu mengecup pipi sebelah kanan Sean dengan raut wajah penuh kebahagiaan. Namun, Sean tidak merespon apapun dia duduk diam sambil menikmati santapan makanannya.Kinan hanya heran dan bertanya-tanya, ia tidak mengerti. Suami istri macam apa mereka ini, terlihat hidup keduanya masing-masing hanya saja Sean dan Violla terikat status pernikahan.Kinan juga tidak melihat ada seorang anak kecil di area rumah mereka, bahkan hanya ada photo pernikahan mereka saja yang terpajang di rumah besar itu.Ia i
Semenjak kejadian itu Sean terus memberi perhatian kepada Kinan, sudah dua hari ini Sean tidak melihat keadaan wanita itu mengingat dia saat ini tengah sibuk di kantor.Malam ini Sean berinisiatif untuk mendatangi Kinan, kebetulan Violla sedang ke luar kota untuk menghadiri acara penting. Sean mengijinkan istrinya pergi karena kalau pun tidak ia ijinkan Violla akan tetap pergi. Kinan tengah duduk memandangi indahnya langit malam, hembusan angin terasa dingin menusuk kulit. Ia sengaja membuka jendela supaya bisa menikmati indahnya pemandangan malam hari.Di saat Kinan hendak beranjak dari tempat duduk ia di kagetkan oleh tangan kekar berbulu melingkari tubuhnya. “Tuan, kau ngapain datang ke sini? Lepaskan!” Kinan memberontak. “Kenapa? Apa kamu takut kepadaku! Kau tidak ingat saya sudah banyak menolongmu!?” Ucapnya mengancam. “Tapi kita bukan siapa-siapa.” Kinan melepaskan rangkulan tangan pria itu. Ia segera menutup jendela t
Seketika Kinan terdiam dia tidak mengerti apa maksud dari perkataan pria itu, tapi yang jelas saat ini dia tidak mau membahasnya lagi. Karena Kinan merasa keadaan hati Sean sedang tidak baik-baik saja.“Duduklah.” Titah Sean menepuk kursi kayu tanda ia mengajak Kinan untuk segera duduk di sebelahnya.Kinan pun langsung duduk setelah itu dia diam membisu. Kedua matanya memperhatikan gelombang ombak yang terus menerjang air laut. Hembusan angin menerpa wajah mereka berdua, terjangan angin itu terasa sangat dingin.“Kinan, saya harap kamu bisa membantuku.” Ucapnya.“Membantumu?” Tanya Kinan mengulangi dengan menatap wajahnya.“Sesuai yang saya janjikan, kau harus berjanji kepadaku untuk tidak memberitahu Violla.” Ucap Sean menundukan wajah ke bawah, terlihat pria itu mengeluarkan secarik kertas dan mengasongkan kepadanya.“Apa ini, Tuan?” Seketika kedua mata Kinan membulat tangannya bergetar hebat saat Sean memberikan cek senilai 10
Tidak lama setelah itu, Violla terlihat menuruni anak tangga, tangan kanan menenteng tas kecil berwarna putih. Dia mengenakan kameja dan rok pendek di atas paha, terlihat rambutnya dia ikat dengan bentuk bergelombang, Kinan seketika menghentikan pertanyaannya kepada Sean.“Selamat pagi sayangku, aku pergi dulu bye! Oh iya, Sayang. Jangan kamu ajak Kinan pergi membeli barang keperluannya. Sebagai tanda maafku kepadanya, oke!” Seru Violla. Wanita itu mengecup pipi sebelah kanan Sean dengan raut wajah penuh kebahagiaan. Namun, Sean tidak merespon apapun dia duduk diam sambil menikmati santapan makanannya. Kinan hanya heran dan bertanya-tanya, ia tidak mengerti. Suami istri macam apa mereka ini, terlihat hidup keduanya masing-masing hanya saja Sean dan Violla terikat status pernikahan. Kinan juga tidak melihat ada seorang anak kecil di area rumah mereka, bahkan hanya ada photo pernikahan mereka saja yang terpajang di rumah besar itu. Ia i
Violla memincingkan kedua matanya Sean pindah tempat duduk ke atas tempat tidur, Violla tidak mau suaminya berubah. “Kenapa kamu berubah? Siapa yang membuatmu seperti ini! Biasanya kamu selalu memanjakanku tapi sekarang. Kau terlihat sangat jahat, kau melukaiku.” Violla memarahinya dengan kedua tangan ia kepalkan.Namun, sayang sekali Sean tidak menggubris ocehan dari mulut Violla, dia bahkan tidak mau mendengar atau melihat ke arahnya. Baginya sudah cukup sabar selama 5 tahun ini dia selalu mengalah membuat Sean kesal dan marah.“Stop! Kau selalu menyalahkanku kau yang memulai, untuk apa kamu pergi malam-malam begini! Meninggalkan suami yang sedang ingin bercinta. Kau hanya memikirkan dirimu saja.” Sean beranjak dari tempat duduknya kemudian ia pergi ke luar kamar. Violla terbelakak kaget karena baru sekarang dia melihat Sean bertingkah seperti ini, di mana manis dan lembutnya Sean untuk Violla seketika hilang. Di mana pria yang menuruti semua
Sekujur tubuhnya terasa kaku, detak jantung semakin membuncah, tatapan Sean penuh arti. Kinan menelan saliva untuk yang kesekian kalinya. “Apa! Kau…”“Ya, aku menginginkanmu, uang sebesar itu sayang sekali jika kita melakukannya hanya satu kali.” Sean memotong pembicaraan membuat Kinan tidak bisa mengelak. “Tuan, tapi kita…” Sean tertawa terbahak-bahak, ia mulai mendorong tubuh Kinan sampai terpentok dinding tembok. Wajah keduanya bertemu mereka saling menatap satu sama lain. Kinan berusaha untuk mengalihkan pandangannya akan tetapi Sean berhasil meraih wajah cantiknya. “Tuan, lepaskan saya. Tolong menjauhlah.” Kinan menolak dia mendorong tubuh besar Sean. Akan tetapi tidak bisa karena Sean cukup besar di tambah Kinan masih menggunakan satu tangannya. “Kalau kamu menolak itu artinya kau harus mengembalikan uang yang sudah saya berikan kepadamu.” Bisik Sean tepat di daun telinga Kinan membuat wanita itu tercengang.
Beberapa menit kemudian Sean beranjak dari tempat tidurnya, ia melihat Kinan sedang mengoleskan obat ke area tangannya yang lecet. Ia mulai duduk lalu merentangkan kedua tangannya setelah itu mendekati Kinan yang sedang duduk di kursi rias make up. “Kau sedang apa?” Tanya Sean mengagetkan Kinan yang tengah fokus mengolesi lukanya. “Saya sedang mengoleskan obat pada luka yang ada di tanganku, Dokter menyarankan untuk memberikan obat ini supaya lukanya cepat kering.” Jawab Kinan.“Awwwhh… sakit sekali.” Kinan meringis kesakitan.“Biar saya bantu oleskan.” Ucap Sean.“Tuan, kau harus segera pergi. Sudah cukup lama kamu berada di sini, saya tidak mau membuat masalah.” Kinan menolak dia merasa kesal karena Sean tidak kunjung pergi dari kamarnya. “Kau tidak tahu seperti apa istriku,” sahut Sean.Tiba-tiba saja pria itu langsung merebut obat yang ada di tangan Kinan, setelah itu ia berjongkok dan segera mengoleskan obat pada




![Gadis Bodoh [Bego]](https://acfs1.goodnovel.com/dist/src/assets/images/book/43949cad-default_cover.png)



