Semuanya bermula di ruang keluarga yang sore itu terasa tegang. Gavya duduk di sofa, sementara Ayahnya Pak Wisnu berdiri menatapnya tajam. Wajah Pak Wisnu tampak keras, seolah sudah siap dengan keputusan yang tidak bisa diganggu gugat.“Gavya, Ayah sudah putuskan. Kamu akan menikah dengan anak rekan bisnis Ayah, namanya Arkana,” kata Pak Wisnu, suaranya tegas dan dingin.“Apa? Kenapa harus aku, Yah? Aku nggak kenal dia, dan aku nggak mau dijodohkan!” sahut Gavya cepat, suaranya meninggi.“Ayah nggak mau tahu! Ini demi perusahaan kita. Kamu pikir Ayah senang memaksa kamu? Tapi kalau nggak begini, perusahaan kita bisa bangkrut!” bentak sang Ayah.Gavya menahan napas, merasa dadanya sesak. “Tapi aku juga punya hidup sendiri, Yah! Kenapa semua harus selalu demi perusahaan?” suaranya bergetar, hampir menangis.Mina selaku Ibunda Gavya yang sejak tadi hanya diam, akhirnya ikut bicara, “Pak, Gavya itu anak perempuan. Jangan paksa dia. Dia juga punya hak untuk memilih.”Mendengar itu, Pak Wis
Terakhir Diperbarui : 2025-09-16 Baca selengkapnya