Jakarta menyambut Rani dengan hujan.Langit abu-abu, jalanan padat, dan udara lembab yang membawa aroma debu bercampur air. Dari jendela taksi, ia menatap kota yang terasa asing sekaligus akrab. Sudah lebih dari setahun ia tak menjejakkan kaki di sini — dan entah mengapa, meski segalanya tampak sama, sesuatu di dalam dirinya terasa berbeda.Ia menekan ujung syal di lehernya, kebiasaan yang terbawa dari Kyoto. Di kursi sebelah, koper hitamnya diam — seolah menjadi saksi dari segala yang tak bisa ia ceritakan pada siapa pun.“Sudah pulang, Rani?” tanya sopir taksi ramah, sekadar basa-basi.Rani tersenyum kecil. “Iya. Setelah cukup lama pergi.”Sopir itu hanya mengangguk, dan dalam diam itu, Rani kembali menatap jendela. Hujan turun makin deras, memburamkan pemandangan luar — gedung-gedung tinggi, papan iklan, wajah-wajah lelah yang bersembunyi di balik payung.Dan di balik semua itu, hatinya berbisik pelan:> Aku pulang. Tapi pada bagian mana dari diriku sebenarnya aku kembali?---Apar
Última atualização : 2025-10-22 Ler mais