Kabut menggulung pelan di atas permukaan laut, seolah menutupi rahasia yang hanya ingin dibisikkan pada mereka yang berani mencarinya. Kapal kecil itu melaju lambat, menembus udara asin dan dingin. Di atasnya, Rani duduk diam, tubuhnya terbungkus mantel abu-abu, matanya menatap ke horizon yang samar di kejauhan.Gelombang berayun, tidak ganas, tapi juga tidak tenang. Seolah laut itu hidup — mengawasi, menunggu.Sudah lebih dari empat jam ia berlayar. Kompas kecil di tangannya bergetar, tapi jarum tetap menunjuk arah barat laut, arah yang sama seperti koordinat di surat Arga.Rani menatap langit yang mulai berwarna keperakan. Di antara kabut, ia bisa melihat garis samar — sesuatu seperti daratan. Pulau kecil, mungkin. Tidak ada di peta, tapi ada di sana, nyata.Hatinya berdegup. Ia tahu, entah bagaimana, tempat itu menunggunya.Kapal berlabuh perlahan di dermaga kayu yang lapuk. Tak ada siapa pun. Tak ada suara selain desir angin dan denting ombak di bebatuan. Ketika ia menjejakkan kak
Última atualização : 2025-10-18 Ler mais