Aruna menatap layar ponselnya lama sekali. Video rekayasa itu terus berputar, menampilkan dirinya yang seolah menerima uang dari seorang pria. Wajahnya terasa panas, dada berdegup kencang. Ia tahu, kalau ia diam saja, maka semua orang akan percaya pada kebohongan itu.Dian duduk di sampingnya, wajah kesal. “Aruna, sampai kapan kau hanya menerima? Kita harus menyerang balik. Kita punya bukti CCTV, kita punya saksi. Kalau kau biarkan saja, nama mu akan benar-benar hancur.”Aruna menggenggam map yang berisi rekaman dari kafe itu. Tangannya bergetar, bukan karena takut, tapi karena tekad yang sedang membara.“Kau benar, Dian. Sudah cukup aku jadi korban. Kali ini, aku akan melawan.”---Keesokan harinya, Aruna mendatangi sebuah kantor media online. Dengan langkah pasti, ia menyerahkan bukti rekaman CCTV kepada redaksi, sekaligus pernyataan tertulis yang menjelaskan kebenaran.“Saya tidak ingin nama baik saya dicemarkan lebih jauh,” katanya dengan suara yang tegas. “Saya tahu siapa yang me
Huling Na-update : 2025-09-19 Magbasa pa