“A–apa? Hamil?” Suara Galang terdengar lirih, tapi wajahnya jelas sangat terkejut.Galang menatapku lekat, seperti tak percaya pada apa yang baru saja kukatakan. Tatapannya dalam, seolah berusaha mencerna ucapanku.Aku menunduk, tidak sanggup menatap balik. Tanganku gemetar, menunggu respon dari.Galang dengan jantung berdebar.“Nia …” Suaranya pelan, tapi cukup tegas, “jawab aku. Apakah … itu anakku?”Aku membeku. Bingung mau jawab apa. Padahal sejak di perjalanan tadi sudah aku susun kata-kata. Aku ingin bicara, tapi lidahku kelu.Galang masih menatapku, matanya tajam tapi di sana ada ketakutan. Ketakutan yang sama seperti yang aku rasakan.Aku tahu, kalau aku diam lebih lama, dia akan menganggap diamku sebagai jawaban. Maka, dengan seluruh sisa keberanian yang aku punya, aku menelan ludah susah payah lalu menggeleng pelan.Bibirku bergetar saat mengucapkannya,“Bukan, Mas … ini anak suamiku.”Wajah Galang langsung berubah. Aku bisa melihat kekecewaan itu jelas sekali. Seolah semua c
Huling Na-update : 2025-11-11 Magbasa pa