Wajah Galang tampak menggelap, tetapi ia tidak memperpanjang pembicaraan. Aku tahu Galang tidak ingin terlihat terlalu ikut campur di depan Bimo. Ia hanya berdiri di sana dengan rahang mengeras, seperti menahan sesuatu yang ingin ia katakan.Bimo merapatkan jaketnya, lalu berkata cepat, “Lang, aku mau antar Vania pulang. Biar dia bisa istirahat.”Galang menoleh pelan, nada suaranya langsung berubah tegas. “Kamu tega bawa Vania naik motor?”Bimo terlihat kaget, tapi belum sempat membalas, Galang langsung memanggil, “Adrian! Pesankan taksi sekarang!”Suara Galang terdengar keras, membuat beberapa pelayan menoleh.“Eh, nggak usah, Lang. Nggak apa-apa naik motor. Pelan-pelan,” ucap Bimo buru-buru.Aku ikut mencoba meredakan. “Iya, Mas … aku udah enakan. Aku nggak mau merepotkan terus.”Tapi Galang bahkan tidak menatapku. Ia hanya berdiri tegak, menunggu Adrian bergerak.“Begitu taksinya datang, kamu langsung pulang,” katanya singkat. Setelah itu ia berbalik dan pergi tanpa memberi kesempa
Terakhir Diperbarui : 2025-11-20 Baca selengkapnya