POV RATNA“Desta … kenapa kamu telepon sekarang, sih?!” suaraku hampir meledak. Aku menengok sekilas ke arah ruang tengah, memastikan Galang dan ibunya tidak mendengar suaraku dan tidak menyadari kepanikanku.Di seberang sana, suara Desta terdengar terburu-buru dan memohon, “Mbak, aku lagi butuh duit banget. Tolongin, dong!”Aku mengepal tangan. Anak ini … selalu saja begitu.“Iya nanti!” desisku, berusaha menahan emosi. “Sekarang aku lagi di Bandung, di rumah mertuaku. Jangan ganggu dulu. Tunggu sampai aku yang hubungi!”Tapi benar saja, Desta tidak pernah bisa mendengar kata tunggu.“Nggak bisa, Mbak! Aku dikejar-kejar debt collector nih. Apa aku suruh aja mereka ke tempat Mbak sekarang?”Aku refleks menegang. “Gila kamu! Kenapa aku jadi dibawa-bawa?!” Suaraku pelan, tapi tetap penuh emosi. “Butuh berapa, sih? Lagian kamu punya utang buat apa? Aku kan sering kasih kamu uang!”Desta malah tertawa, ia masih saja santai membuat kepalaku cenat-cenut. “Namanya juga anak muda, Mbak. Aku
Last Updated : 2025-11-30 Read more