Fiona duduk di meja makannya, menatap kosong ke arah mangkuk setengah porsi mie instan yang sudah mulai menggumpal. Kepalanya masih berdenyut meski kompres kain basah menempel di pelipisnya. Tatapannya sayu, tubuhnya lemah, dan nafsu makannya hampir tidak ada. Namun, tubuh ini tetap butuh tenaga, meski hanya dengan mie murahan yang direbus sekadarnya.William berdiri tak jauh darinya, sorot matanya dingin namun juga penuh rasa khawatir. Pria itu meraih mangkuk mie Fiona dengan gerakan tegas, lalu menatapnya sambil berkata rendah, “Kau sakit dan sarapanmu hanya ini?”Nada suara William membuat Fiona terdiam. Ia hanya menghela napas tipis, menggeleng pelan, kemudian kembali menempelkan kompresan ke keningnya. “Tidak ada makanan lain,” ujarnya lirih. “Aku tidak punya tenaga untuk memasak.”William tidak menjawab. Sebaliknya, ia mulai melepas jas hitamnya dengan gerakan mantap, melipatnya rapi di sandaran kursi
Huling Na-update : 2025-10-01 Magbasa pa