Langkah sepatu kulit William bergema pelan di sepanjang koridor lantai atas. Fiona berjalan beberapa langkah di belakangnya, menunduk tanpa berani menatap punggung tegap pria itu. Sejak kejadian di ruang staf tadi, William nyaris tak bersuara. Hanya raut dingin dan sorot matanya yang menusuk ketika menatap Lyra—lalu memerintahkan semua orang bubar tanpa sepatah kata tambahan.Sekarang, di antara keheningan yang hanya diisi suara langkah mereka, Fiona bisa merasakan hawa dingin yang menekan. Bukan dingin dari pendingin ruangan, tapi dari sikap William yang terasa benar-benar berbeda.Biasanya, pria itu hangat, sedikit usil, dan selalu punya cara membuatnya merasa aman. Tapi kini… punggungnya begitu kaku, dingin, dan jauh. Fiona menatap punggung itu lama, lalu menunduk lagi. Ada sesuatu di dadanya yang terasa sesak—entah karena malu, atau karena ada sesuatu yang lain yang lebih sulit dijelaskan.Ketika mereka masuk ke dalam lift, suasana tetap senyap. William berdiri di depan tomb
Huling Na-update : 2025-10-07 Magbasa pa