Udara sore mulai berubah menjadi dingin. Langit sudah berwarna oranye pucat ketika Fiona menatap pria di hadapannya. William berdiri tak jauh darinya, namun aura yang terpancar dari tubuhnya terasa berbeda—lebih gelap, lebih menekan. Angin sore sempat membawa aroma parfum William yang khas, namun kali ini, bukannya menenangkan, justru menimbulkan ketegangan di dada Fiona.Fiona menelan ludah pelan, lalu mengambil satu langkah mundur, menciptakan jarak di antara mereka. “William, kau—”Pria itu menatapnya, mata abu-abu gelapnya berkilat dingin, bibirnya tersenyum tipis tapi tidak ada sedikit pun kehangatan di sana. “Dia… Mikhail. Penanggung jawab projek anak magang.”Nada suaranya datar, tapi Fiona bisa merasakan amarah yang tertahan di baliknya. Ia mengangguk kecil, mencoba tetap tenang. “Benar. Tentu saja kau tahu, bukan? Maka dari itu—”“—kau tidak ingin meminta maaf?” potong William dengan cepat.Fiona mengerutkan keningnya. “Meminta maaf? Untuk apa?”William bersandar pada mob
Huling Na-update : 2025-10-05 Magbasa pa