Kevin sudah memesan ruangan privat di restoran. Ketiganya berjalan bersama, dengan Nia yang di apit di tengah, sungguh seperti keluarga cemara yang bahagia. Nia melangkah pelan memasuki restoran mewah itu, matanya membelalak menatap setiap sudut yang dihiasi kristal berkilauan dan lampu gantung megah. Mulutnya terbuka tanpa sadar, seolah tak percaya bisa berada di tempat sehebat ini. "Kak Alina, bukankah restoran ini sangat mahal?" suaranya lirih, penuh kekhawatiran yang terpancar jelas di wajah kecilnya yang kurus dan polos. Alina berjongkok di depan Nia, mengangkat kedua pipinya yang tampak cemas dengan tangan lembut. "Tenanglah, yang bayar Kak Kevin. Kita makan sepuasnya," ucapnya sambil tersenyum menenangkan, mencoba meredakan kegelisahan gadis desa itu. Nia menunduk, bibir mungilnya bergetar saat berkata, "Tapi nanti uang Kak Kevin habis..." matanya menatap Alina penuh keraguan dan rasa takut. Alina menggeleng pelan, menatap mata Nia dengan keyakinan, "Uang Kak Kevi
Last Updated : 2025-12-18 Read more