Raka menarik napas dalam-dalam, matanya menatap Kirana, dipenuhi kengerian yang mendalam. “Nama… sebuah nama. Aku… aku mengingatnya. Dia… dia adalah…”Sebuah getaran brutal, diikuti oleh nada dering ponsel yang aneh dan nyaring—seperti suara gajah yang merintih—memotong kalimat Raka. Kirana tersentak, tatapannya terlepas dari Raka, beralih ke saku jasnya. Ia merogoh cepat, menarik keluar ponselnya, yang biasanya disetel dalam mode diam.“Nomor tak dikenal,” gumam Kirana, matanya menyipit melihat layar. Jantungnya berdebar kencang. Dalam situasi ini, panggilan masuk terasa seperti lemparan granat.“Jangan diangkat, Kompol! Mungkin jebakan,” seru Kombes Wisnu, yang masih berdiri di ambang pintu, wajahnya menunjukkan ketidakpastian antara kemarahan dan ketakutan.Kirana mengabaikannya. Instingnya, yang diasah oleh bertahun-tahun menangani kasus paling sensitif, mengatakan ke
최신 업데이트 : 2025-10-04 더 보기