Saat Raka tiba di gerbang rumah joglonya yang sepi, ponselnya kembali bergetar. Sebuah notifikasi pesan. Nomor baru. Ia membukanya, melihat hanya sebuah tautan yang mengarah ke peta koordinat.Di bawah koordinat itu, hanya ada satu baris dialog yang membuatnya merasakan hawa dingin menjalari pori-porinya, lebih dingin dari udara malam.“Pentas utamamu batal, Arjuna. Malam ini, mari kita saksikan Tarian Kematian, pentas perpisahanmu.”Raka menggeram. Provokasi berhasil. Seno telah menggigit umpannya dan memanggil Raka ke panggungnya.Ia menancapkan alamat itu ke navigasinya. Koordinat itu mengarah ke pinggiran Sleman Utara, ke sebuah kompleks gudang yang tidak terpakai, jauh dari hiruk pikuk kota.“Kau ingin aku datang, ya?” Raka berbisik, mengambil senter, pisau kecilnya, dan—setelah ragu sejenak—sebuah cempala (alat pukul dalang) besi tua yang berat milik ayahnya
최신 업데이트 : 2025-11-11 더 보기