"Kalau mau nangis, nggak usah ditahan!" ujar Dirga tanpa menoleh. Kulirik pria itu fokus ke jalanan di depannya tapi bibirnya tersenyum tipis. Aku tak menyahut, kuarahkan pandang keluar jendela. Suasana hatiku sedang tak baik-baik saja, malas rasanya meladeni Dirga yang kadang suka bikin kesel. "Sudah nangis aja!! Lagian kamu sudah kalah," Aku langsung menoleh, menatap pria yang hanya melirikku dari ekor matanya. "Aku nggak nangisin Mas Arka ataupun Mbak Akuna. Jadi aku nggak kalah taruhan," balasku. "Tapi, tadi kamu nangis, lupa?" Aku mengernyit, berusaha menggali ingatan beberapa jam yang lalu. Banyak kejadian tak terduga malam ini, tapi tak sekalipun aku menangis karena Mas Arka atau resepsi pernikahan yang gagal itu. Tapi sebentar, aku memang sempat menangis saat bertemu Mama. Tapi, itu tidak termasuk kesepakatanku dan Dirga. "Tadi aku memang menangis. Tapi, itu karena aku sangat rindu sama Mama. Bukan karena Mas Arka atau Mbak Aluna," jelasku yang disambut kekeh
Last Updated : 2025-10-27 Read more