Begitu pintu terkunci dengan bunyi klik yang final, meninggalkan mereka dalam kesunyian perpustakaan yang tebal, Theron berbalik dengan gerakan yang terlalu halus untuk ukuran tubuhnya. Wajahnya, yang biasanya adalah topeng kesempurnaan yang tak tertembus, kini memancarkan sesuatu yang liar dan berbahaya."Jadi," suaranya rendah, serak, seperti batu yang digosokkan pada beludru. "Pangeranmu masih bersikeras memberimu mainan berkilau, ya?" Matanya, biasanya abu-abu dan dingin seperti baja, kini membara dengan intensitas yang membuat Felicity ingin mundur.Felicity dengan sengaja meletakkan pena pemberian Lysander di atas meja, berusaha membuat gerakannya tetap tenang. "Itu adalah hadiah yang penuh makna, Theron. Bukan mainan.""Makna?" Dia mendekat, bukan dengan langkah, tapi dengan semacam gelombang energi yang mendominasi ruangan. Setiap langkahnya berirama, mengklik di lantai kayu, seperti detak jantung yang semakin cepat. "Aku telah memberimu makna yang
Huling Na-update : 2025-10-11 Magbasa pa