Lahat ng Kabanata ng Insinyur Termalas Dari Dunia Lain: Kabanata 41 - Kabanata 50

- Koridor Rumah Kepala Desa - Lysander berjalan menjauh dari kamar Felicity dengan langkah yang semakin cepat, setiap hentakan sepatu botnya di lantai kayu mencerminkan gejolak dalam hatinya. Bayangan Theron yang duduk begitu dekat dengan Felicity yang tertidur—seolah-olah dialah yang berhak berada di sana—membuat darahnya mendidih. Dia berhenti di ujung koridor, menatap keluar jendela kecil yang menghadap ke taman desa. Pesta peresmian masih berlangsung di kejauhan, sorak-sorai dan musik rakyat terdengar samar-samar, tapi baginya semua itu kini terasa hampa. "Yang Mulia?" Suara Bea memecah konsentrasinya. Pelayan setia itu berdiri beberapa langkah darinya, wajahnya penuh permintaan maaf. "Apakah ada yang bisa saya lakukan?" tanya Bea dengan suara rendah. Lysander menarik napas dalam. "Mengapa kau membiarkannya masuk, Bea? Kau tahu itu tidak pantas." Bea menunduk. "Tuan Blackwood

- Perjalanan Pulang yang Menyiksa -Kereta kuda berguncang dengan brutal di jalan berbatu, membuat Felicity bergeming di sudutnya dengan wajah pucat pasi. Efek obat Theron yang dijanjikan "lebih lembut" justru membuatnya merasa seperti tengkoraknya diisi lebah yang marah. Setiap guncangan kereta beresonansi dengan denyut nyeri di kepalanya."Seharusnya... aku... berjalan... saja..." erangnya di antara guncangan, mencoba berpegangan pada jendela yang bergetar.Bea dengan sigap menahan tubuh Felicity yang terlempar-lempar. "Hampir sampai, Flick. Tahan sebentar lagi."Tapi "sebentar lagi" terasa seperti kekekalan. Felicity memejamkan mata, berusaha mengabaikan sensasi berputar-putar di kepalanya. Pikirannya berkabut, tapi satu hal yang jelas: ini semua salah Theron dan obat bodohnya. Bahkan chamomile Kaisar Lysander yang biasanya menenangkan tak berdaya menghadapi mabuk kereta yang dipadu efek samping obat ini.- Kediaman Ashworth, Keesokan

- Kedai Anggur "Sang Rusa" - Suasana di kedai anggur tua itu pekat dengan aroma kayu oak dan anggur yang sudah berumur. Di bilik paling belakang, dua sosok tak biasa duduk berhadapan. Theron Blackwood, dengan setelan bisnisnya yang selalu sempurna, tampak asing di antara kayu-kayu yang sudah lapuk dan lantai tanah yang berdebu. Lysander Finchley, meski mengenakan pakaian yang lebih kasual, tetap terlihat seperti orang yang salah tempat. "Kita harus menandatangani ini," ujar Theron meletakkan selembar perkamen di atas meja yang permukaannya tidak rata. "Perjanjian kerja sama sementara." Lysander membaca dokumen itu dengan cermat. "Pasal 4: 'Kedua pihak berjanji untuk tidak memanfaatkan situasi ini untuk keuntungan pribadi'? Kau sungguh-sungguh, Blackwood?" "Bisnis adalah bisnis, Finchley. Bahkan dalam keadaan darurat sekalipun." Mereka akhirnya menyetujini lima pasal utama: 1. Kerja sama hanya u

Ruang Rapat Investor - Kediaman AshworthRuang ballroom Kediaman Ashworth telah diubah menjadi ruang presentasi yang megah. Di dinding tergantung blueprint raksasa mesin tekstil, diagram alir produksi, dan grafik progres proyek yang menunjukkan angka 78% yang mengesankan. Para investor terkemuka kerajaan duduk di deretan kursi mewah, termasuk Duke of Northumberland, Countess dari Kota Pelabuhan, dan beberapa industrialis terkaya dari negeri seberang.Theron berdiri di samping pintu, wajahnya tetap profesional tapi ada kebanggaan tersembunyi di matanya. Lysander duduk di barisan depan, mewakili kepentingan kerajaan. Bea dan Mr. Higgins mengawasi dari balkon, sementara para pelayan lainnya sibuk melayani hidangan terbaik.Felicity memasuki ruangan dengan gaun bisnis sederhana berwarna abu-abu baja, rambutnya disanggul rapat. Di tangannya tidak ada catatan—hanya sebuah pointer kayu dan keyakinan yang tak tergoyahkan."Yang mulia, serta Yang Terhormat

Cahaya matahari sore menyaring melalui jendela-jendela tinggi perpustakaan Kediaman Ashworth, menerangi partikel debu yang berputar-putar dalam tarian sunyi. Di ruangan yang biasanya dipenuhi kegaduhan debat teknik ini, kini hadir sebuah keheningan yang hampir khidmat. Profesor Ignatius Sterling—legenda akademi kerajaan yang telah melahirkan tiga generasi insinyur—duduk dengan punggung tegak, matanya yang tajam menyapu setiap inci model mesin tekstil yang berdiri megah di tengah ruangan.Felicity Ashworth berdiri di hadapan sang maestro dengan sikap hormat namun penuh keyakinan. Di tangannya tergenggam tongkat penunjuk yang terbuat dari kayu mahoni, sebuah hadiah dari Lysander untuk presentasi pertamanya dulu."Profesor Sterling," ucap Felicity memecah kesunyian, "terima kasih atas kesediaan Anda datang. Pengetahuan dan pengalaman Anda sangat kami butuhkan untuk melahirkan generasi teknisi pertama yang akan mengoperasikan mesin-mesin ini."Sang profesor me