Sejak malam aku menemukan dokumen kontrak itu, aku tidak bisa lagi memandangnya sama. Wajahnya, tatapannya, setiap kata-kata yang keluar dari bibirnya… semua terasa bercampur antara kebenaran dan kebohongan.Aku mulai menjaga jarak. Tidak lagi menyapanya duluan, tidak lagi menatap matanya saat makan, tidak lagi membiarkan tubuhku terlalu dekat. Bukan karena aku membencinya sepenuhnya, tapi karena aku takut. Takut semakin jatuh, sementara aku tahu semua ini bisa berakhir kapan saja.---Pagi itu, aku sengaja turun lebih lambat ke ruang makan. Tapi ternyata ia masih ada di sana, duduk dengan wajah datar sambil membaca koran.Aku berusaha duduk diam, tapi tatapannya langsung terangkat dari koran. Mata itu menatapku tajam, seolah bisa membaca pikiranku.“Kau menghindar dariku,” katanya dingin.Aku tersentak. “Aku… tidak.”Ia meletakkan koran, lalu menyandarkan tubuh ke kursi. “Jangan bohong. Aku bisa melihatnya.”
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-09-25 อ่านเพิ่มเติม