Shangkara kembali ke ruang kerjanya. Ia menatap ke luar jendela, di mana langit Istana Vermilion tampak damai, sebuah kontras yang kejam dengan badai yang berkecamuk di dalam dirinya. “Berani sekali dia mengancamku,” bisiknya pada diri sendiri. Tangannya menggenggam erat lengan kursi. Ia mengulurkan tangan, mencoba memanggil api Vermilion penuh, tetapi yang keluar hanyalah nyala api yang kecil dan berkedip. Ia mengerutkan kening. Mengingat amukannya di Pegunungan Utara malam sebelumnya, ia seharusnya merasakan letusan energi, tetapi kini, ia merasakan sumbatan. Ada tali tipis yang melilit Inti Qi-nya, terasa dingin dan memuakkan—gema dari ikatan paksa Daiyu. “Sialan!” umpatnya. Itu adalah bukti nyata, ancaman Daiyu kini memenjarakan kekuatannya. Dengan wajah tegang, ia segera bergegas menuju Kuil Guru Fen. Guru Fen menyambutnya dengan sorot mata yang serius. “Kau membuat dunia gempar, Yang Mulia.” “Biarkan,” jawab Shangkara tanpa basa-basi, ia mencengkeram dadanya. “Aku perlu
Huling Na-update : 2025-11-04 Magbasa pa