Detak jantung Chandra kian bertalu seiring langkah kaki yang makin mendekati tempat Senja. Resah, gelisah, cemas, dan bermacam perasaan lain bercampur aduk dalam hati. Rasanya tak ada sedikit pun ketenangan sebelum ia melihat Senja dengan mata kepalanya sendiri.Namun, nyatanya ketenangan belum jua ia dapatkan, meski kini sudah berdiri di sisi ranjang tempat Senja telentang dalam sakitnya. Menatap wajah yang pucat, sepasang mata yang terbuka sayu—kosong dan tak bisa merespon apa pun, juga bermacam alat yang terpasang di tubuh Senja guna menunjang kesadarannya, hati Chandra tercabik-cabik. Sakit, perih, dan sangat ngilu rasanya. Ingin sekali dia menggantikan posisi Senja, andaikan bisa."Maafkan aku, Nja. Aku datang terlambat dan akhirnya membuatmu merasakan semua ini sendiri. Aku laki-laki yang nggak berguna, Nja," bisik Chandra sembari mengusap kepala Senja dengan hati-hati.Tak tega dia melihat kondisi Senja yang sangat menyedihkan. Berulang kali Chandra mengerjap dan berharap apa y
Last Updated : 2025-11-09 Read more