Kata-kata itu jatuh pelan tapi menghantam keras. Risa langsung membeku. Jantungnya berdetak cepat, darahnya terasa dingin. Ia ingin bertanya maksudnya apa, tapi lidahnya kelu. Tatapan Darma terlalu dalam, seolah tahu sesuatu yang tidak seharusnya ia tahu.Risa menunduk, tidak menjawab sepatah kata pun.“Mari, saya antar sampai depan,” ucap Darma akhirnya, nadanya datar seperti sebelumnya.Risa hanya mengangguk kecil. Ia mencubit pahanya sendiri diam-diam, berusaha menenangkan diri agar kakinya bisa melangkah. Langkah mereka pelan tapi terasa berat—dan setiap kali Risa mencuri pandang, wajah Darma tetap tanpa ekspresi, tapi entah kenapa justru itu yang paling menakutkan.Begitu pintu kamarnya tertutup, Risa langsung bersandar pada daun pintu. Napasnya bera
Last Updated : 2025-10-24 Read more