Aula perlahan kembali terang. Kilatan cahaya putih yang membawa Bara dan timnya keluar dari ilusi menghilang begitu saja, meninggalkan hanya gema napas mereka yang berat. Bara menunduk sejenak, masih merasakan detak jantung yang mengguncang dadanya. Risa berpegangan pada lengannya, wajahnya pucat, sementara Gerry berdiri dengan rahang terkatup rapat. Kael tetap tenang, tapi mata tajamnya menelisik setiap sudut aula, seolah mencari celah yang tersembunyi.Di kursi tinggi, Dewan Tinggi Jiwa sudah menunggu. Mereka tidak bersorak atau bertepuk tangan. Mereka hanya duduk, masing-masing dengan ekspresi yang berbeda, ada yang penuh minat, ada yang acuh, dan ada yang jelas-jelas sinis.Ketua Dewan mengangkat tongkatnya sedikit, dan suasana hening. “Ujian Pintu Gelap telah dilewati. Kalian semua menyaksikan anak ini menghadapi bukan hanya ilusi musuh, tapi juga bayangan dirinya sendiri.”Beberapa tetua mengangguk pelan. Namun, dari sisi kanan aula, seorang tetua berjubah hijau mendengus ker
Last Updated : 2025-10-04 Read more