Ia menuruni tangga, satu tangannya mencengkeram erat jubah mandi sutra abu-abu milik Adrian. Jubah itu terlalu besar, menyeret sedikit di lantai. Dan di atas kerah jubah itu, choker kulit hitam itu duduk dengan angkuh, terasa gatal dan berat.Saat ia tiba di ambang pintu dapur, ia melihat Bi Inah.Bi Inah sedang membelakanginya, mencuci piring. Mendengar langkah kaki Dara, Bi Inah berbalik sambil mengelap tangannya di celemek."Eh, Non Dara... sudah..."Senyum Bi Inah yang disiapkan langsung membeku di wajahnya. Matanya yang keibuan itu langsung tertuju pada pemandangan di depannya Dara, yang jelas-jelas baru bangun tidur, mengenakan jubah mandi sutra milik majikannya, dan di lehernya... benda aneh itu.Bi Inah menjatuhkan lap yang dipegangnya. Persis seperti ia menjatuhkan kemocengnya kemarin.Dara hanya bisa berdiri mematung, wajahnya memerah padam. Ini lebih buruk dari seribu tamparan. Tatapan Bi Inah yang penuh syok, kebingungan, dan... ya, rasa kasihan, membuat Dara merasa sepert
Terakhir Diperbarui : 2025-10-26 Baca selengkapnya