“Akkhh... sakit,” rintih Dara.Bagian bawah tubuhnya terasa ngilu ketika tubuhnya mulai bergerak. Ia menyingkap selimut dan memaksa kakinya yang gemetar menapak di lantai kayu yang dingin. Ia berjalan terhuyung-huyung, memegangi dinding untuk menopang tubuhnya. Setiap langkah terasa berat, seolah gravitasi di rumah ini menariknya ke bawah, ke pusat kendali pemiliknya.Ia mengikuti lorong yang sunyi. Rumah ini, di cahaya fajar yang remang-remang, terasa seperti sebuah galeri seni yang steril. Dindingnya berwarna krem, dihiasi lukisan abstrak minimalis. Tidak ada foto keluarga, tidak ada pernak-pernik personal. Hanya ada ruang, garis, dan ketertiban. Sebuah rumah kaca yang indah dan dingin, di mana setiap sudutnya dirancang untuk observasi, bukan untuk kehangatan.Pintu kamar mandi tamu terbuka. Interiornya seperti halaman dari majalah desain. Di atas meja wastafel, terlipat rapi sebuah handuk putih tebal dan satu set pakaian: sebuah sweatshirt abu-abu polos dan celana jogging hitam. Di
Terakhir Diperbarui : 2025-10-08 Baca selengkapnya