Sejak malam itu, sikap Cempaka semakin hari semakin dingin terhadap Pieter. Bahkan ketegangan di antara mereka memicu keributan di dapur. "Wanita itu, mentang-mentang anak bupati, dia semakin besar kepala dan berlagak di sini!" Golongan pelayan yang tidak menyukai Cempaka, memulai keributan. "Apa katamu?" Lastri yang kebetulan mendengar ucapan itu, tak terima seseorang menjelekkan sang tuan putri. "Oh, kamu bawahan yang mau dijual oleh tuanmu itu? Kalau pelayannya saja modelan begini, ya wajar sih kalau tuannya tak beda jauh!" Plak!! Tamparan itu mendarat di pipi pelayan yang menjelekkan nama Cempaka. Bukan Lastri pelakunya, melainkan Sriah. "Kau?! Mentang-mentang lebih dulu di sini berani kamu menamparku?!" "Sebagai orang yang sama-sama dijual, lebih baik tutup mulutmu! Kamu kira kamu lebih baik?! Jangan lupakan tujuan awalmu datang ke sini! "Kau yang lebih dulu melemparkan diri dengan harapan dijadikan nyai oleh, Tuan! Nyatanya kau tidak lebih dari seorang budak!" ucap Sriah
Terakhir Diperbarui : 2025-11-01 Baca selengkapnya