Felisha tidak bersuara. Hanya tersenyum tipis, lalu meraih tangan Ace-tangan yang terluka itu-dan mengusapnya perlahan. Ace membeku. Tangan Felisha membelai luka itu dengan hati-hati, lalu membawanya ke pipinya sendiri, seolah mencoba menyerap perihnya. "Apa ini... mimpi?" gumam Ace pelan, hampir tak terdengar. "Kenapa rasanya nyata sekali?" Felisha hanya menatapnya dalam-dalam, lalu tersenyum lagi. Senyuman yang hangat. Senyuman yang mampu menenangkan badai dalam diri Ace. "Hei," kata Ace pelan, suaranya berat namun lembut. "Kau datang lagi." Felisha masih diam, tanpa kata. Ace mendekatkan wajahnya. Perlahan ia menarik tubuh Felisha ke pangkuannya. Gadis itu tak melawan, tak menghindar. Hanya menatap matanya dalam diam, seolah sedang berkata, "Tenanglah. Aku di sini." Lantas Ace tidak menyia-nyiakan mimpi indah itu. Ia ingin mengeluarkan hasrat yang dipendamnya selama ini terhadap sosok Felisha di dunia nyata yang sulit dijinakkan. Ia menyentuh pipi Felisha, mengusapnya perlah
Last Updated : 2025-10-21 Read more