Segelas mojito segar habis diseruput oleh Felisha. Namun, bukan ekspresi puas yang muncul dari wajahnya, melainkan raut letih dan frustrasi yang sulit disembunyikan. Matanya tampak kosong, bahunya jatuh lesu. Ia menyandarkan tubuh ke kursi sambil menghela napas berat. “Aku benar-benar tak habis pikir,” gumamnya lirih. Di hadapannya, Viola memiringkan kepala, mencoba memahami. Satu tangannya menggenggam cangkir kopi, tangan lainnya menopang dagu. “Ini memang luar biasa… ah, maksudku, aneh,” ujar Viola pelan, masih mencerna cerita yang baru saja ia dengar. “Pertama, kau naik mobilnya karena mengira dia supir taksi. Lalu dia muncul lagi di kafe. Dan sekarang… ternyata dia adalah direktur di Newton Group? Serius, Fel, ini kebetulan yang keterlaluan.” Viola meletakkan cangkir kopinya dengan sedikit dramatis. “Sebentar lagi aku bakal gila juga sepertimu.” Felisha mengangkat tangan, menutupi mata yang mulai terasa panas. “Jangan gila dulu. Kau harus menghiburku.” Suaranya serak.
Last Updated : 2025-10-04 Read more