Di dalam sedan hitam yang melaju kencang membelah malam Jakarta, suasana terasa dingin dan profesional. Pengemudinya fokus pada jalanan, sementara di kursi penumpang depan, duduklah sosok yang baru saja menarik pelatuk. Ia mengenakan sarung tangan kulit hitam, dan kini sedang dengan tenang membersihkan sebuah pistol semi otomatis berperedam suara dengan selembar kain halus, sebelum menyimpannya kembali ke dalam kompartemen tersembunyi di bawah dasbor. Wajahnya, yang tadi sempat terlihat sekilas oleh Joko, kini kembali tersembunyi di balik bayangan topi fedora yang ia kenakan. Ia tampak tenang, seolah baru saja menyelesaikan tugas rutin, bukan baru saja merenggut nyawa seseorang.Ia mengambil sebuah ponsel satelit dari sakunya, jenis ponsel yang sulit dilacak, dan menekan sebuah nomor panggilan cepat. Panggilan itu tersambung hampir seketika.“Lapor, Tuan,” katanya, suaranya datar, tanpa emosi, terlatih untuk tidak menunjukkan apapun. “Target kedua, si dukun kecil itu, gagal.”Hening s
Last Updated : 2025-10-29 Read more