"Lestari..." Suara Joko keluar lebih mirip bisikan parau. Lestari menoleh, diikuti tiga pasang mata lainnya. Senyum semanis madu itu memudar, berganti kerutan jijik di dahinya yang mulus. "Joko? Mau apa kamu ke sini?" tanyanya ketus.Joko menelan ludah, terasa seperti menelan kerikil. "I-ini... untukmu," katanya, menyodorkan bunga kamboja itu. "Aku... aku suka sama kamu, Lestari."Hening sejenak, lalu meledak menjadi tawa sinis dari teman-teman Lestari.Lestari menatap bunga di tangan Joko, lalu ke wajahnya yang pucat pasi. Tatapan matanya menusuk, dingin dan merendahkan. "Joko, Joko... kamu ini waras atau tidak?" desisnya."Kamu mau melayat siapa? Bawa-bawa bunga kuburan begini!""Benar itu, Tari!" sahut Dina, temannya. "Dia pikir kamu ini kuntilanak apa, dikasih bunga beginian!""Aku serius, Lestari," bisik Joko, mengabaikan ejekan itu."Serius?" Lestari tertawa hambar, suara yang lebih menyakitkan dari tamparan. Ia bangkit, melangkah mendekat. "Joko, dengar baik-baik. Kamu mau kas
최신 업데이트 : 2025-10-03 더 보기