Joko tertegun. Panggilan itu. “Nak Joko.” Sebuah sapaan yang begitu hangat, begitu kebapakan. Panggilan yang sama sekali tidak ia duga akan ia dengar dari pria yang tampak begitu keras ini.Dengan sedikit ragu, Joko menyambut uluran tangan itu. Genggaman Pak Bima begitu kuat, seperti cengkeraman baja, namun terasa hangat dan meyakinkan. “Joko, Pak,” gumam Joko.Pak Bima tertawa terbahak-bahak, tawa yang seolah mengguncang seluruh ruangan. “Hahaha! Jangan panggil ‘Pak’! Nanti saya cepat tua! Panggil saja Mas Bima, atau Bang Bima, biar lebih akrab!” katanya sambil menepuk pundak Joko dengan keras.PLAK!Tepukan itu begitu kuat hingga hampir membuat Joko terbatuk. “Aduh, maaf, kekerasan,” Pak Bima tertawa lagi. “Sudah kebiasaan sama kuli di proyek.”Andrea tersenyum, merasa misinya telah selesai. Ia melihat bahwa Joko berada di tangan yang tepat. “Baiklah, Pak Bima. Saya titip Joko, ya. Ayah sangat percaya pada potensinya.”“Siap, laksanakan, Nona Andrea!” jawab Pak Bima dengan sikap hor
Terakhir Diperbarui : 2025-10-31 Baca selengkapnya