Malam mulai turun di kota Andara. Cahaya lampu kota menembus tirai apartemen mewah itu, menimbulkan siluet lembut di lantai marmer. Hansen sudah lama pamit, Bayu pun ikut pulang. Tinggallah Dirga, yang masih berdiri di ruang kerja Andreas, menata berkas-berkas yang terserak setelah pertemuan sore tadi. “Dirga,” suara Andreas dalam dan tenang dari balik meja. “Ya, Bos?” “Kau boleh pulang setelah kirim laporan itu ke emailku.” “Siap, Bos.” Andreas berdiri, merapikan kemejanya, dan melangkah menuju kamar utama. Saat pintu tertutup di belakangnya, udara di dalam kamar berubah — lembut, harum sabun dan lavender. Dari balik kamar mandi terdengar suara air yang baru saja dimatikan. Beberapa detik kemudian, Alina keluar, hanya mengenakan jubah mandi putih lembut, rambutnya masih basah menetes di bahu, kulitnya tampak berkilau oleh uap hangat. Andreas refleks menghentikan langkahnya. Tatapannya terhenti di wajah Alina, lalu turun sedikit — lalu buru-buru menoleh ke arah lain
Last Updated : 2025-11-14 Read more