Pagi itu, kantor terasa berbeda. Udara dingin dari pendingin ruangan seolah menusuk sampai ke tulang.Nira datang lebih awal, berharap bisa bekerja dengan tenang sebelum Raka muncul. Tapi bahkan tanpa melihatnya, bayangan laki-laki itu masih melekat di kepalanya.Ia menyalakan komputer, membuka berkas laporan, mencoba fokus. Tapi pikirannya malah melayang pada malam sebelumnya — tatapan Raka, nada suaranya, dan kata-kata yang sulit dilupakan.> “Jangan buat aku berharap lagi.”Kalimat itu berulang di kepalanya, seperti gema yang tak mau hilang.Nira mengusap wajah, berusaha mengalihkan perhatian. Tapi seberapa keras pun ia mencoba, hatinya tetap gelisah.Ia tahu, cepat atau lambat, Raka akan menuntut penjelasan.Dan ia juga tahu, saat itu tiba, tak ada lagi tempat untuk bersembunyi.---Suara langkah kaki membuatnya tersentak.Ia menegakkan tubuh, mencoba terlihat sibuk. Tapi begitu sosok tinggi itu
Last Updated : 2025-10-17 Read more