“Aku baru pulang, Bu. Capek,” ucapku sebagai alasan untuk menolak.“Ibu lebih capek karena dibohongi kamu terus, Arfan! Sama sekali kamu belum pernah datang ke rumah kakaknya Agni dan bertemu sama mereka, kan! Ibu malu, Arfan! Pernikahanmu terjadi karena wasiat ayahmu, Ar! Kamu malah begini. Muka Ibu mau ditaruh mana, kalau kamu nggak ada niatan untuk berubah.”Salah sendiri bikin wasiatnya ngaco.Tentu saja, aku mengatakannya hanya di dalam hati. Kalau terucap di mulut, ibuku yang sudah seperti mak lampir ini akan semakin mengerikan.Aku hanya membuang napas.“Malah begitu ya, kamu, Ar! Ibu jauh-jauh ke sini pengen melihatmu menuruti keinginan Ibu yang sudah terlalu lama diabaikan olehmu, Arfan! Kasihan almarhum ayahmu di sana, Ar. Kamu jangan begini teruslah. Sudah dewasa kamu, Ar. Jangan mempermainkan pernikahan. Nggak baik, Arfan.”“Ayo, kita masuk dulu, Bu. Setidaknya, beri aku kesempatan untuk duduk dan meminum air untuk sedikit membuang rasa lelahku setelah bekerja, Bu.”“Oke …
Last Updated : 2025-11-11 Read more