“Jangan khawatir aku bisa menjaga rahasia ini,”. Mereka berdiam dalam keheningan yang canggung. Hal yang tak terucapkan menggantung di antara mereka, lebih besar dan lebih nyata daripada sebelumnya. Sekarang, tidak ada lagi keraguan. Arka telah melihatnya, sepenuhnya. "Aku... aku akan ke kamar atas," ucap Arka akhirnya, merasa tidak bisa tinggal lebih lama lagi. Ia butuh ruang, butuh udara. "Terima kasih untuk... untuk kopinya tadi.""Sama-sama, Pak," jawab Nia, masih dengan suara kecil.Arka berjalan menuju tangga, langkahnya terasa berat. Saat naik, Arka bisa merasakan pandangan Nia menempel di punggungnya. Ia tidak berani menengok.Sampai di kamarnya, Arka menutup pintu bersandar di baliknya, menghela napas panjang yang bergetar. Arka menutup matanya, tetapi yang muncul adalah bayangan tubuh Nia yang montok, yang terlihat lemah, yang terlarang."Sial," ucapnya pelan, suara serak terperangkap di tenggorokan. Tangannya, seakan bergerak sendiri, meluncur ke bawah perutnya, jari-jari
Last Updated : 2025-10-28 Read more