Sambil bersungut-sungut, Runi bangkit dari duduknya lalu berjalan ke dapur."Ada apa sih, Mbak?" tanyanya ketus."Ini, garamnya habis. Tolong belikan garam di warung Bu Sarmi yang ada di ujung gang ini."Runi langsung melotot dan menggeleng dengan cepat."Nggak ah, Mbak. Mbak aja yang beli," tolak Runi."Oke, kalau gitu, sarapanmu kali ini nggak usah pakai garam ya. Tapi awas, kalau rasanya nggak enak, jangan dibuang. Habisin. Kan itu maumu. Kalau sampai aku tahu kau membuang makananmu, aku laporin Mas Yanto. Dia paling tidak suka melihat orang yang membuang – buang makanan," tukas Viana dengan tenang."Eh...eh... Mbak. Kok gitu, sih?""Apanya yang gitu sih? Kan kamu nggak mau disuruh beli garam, jadi makan aja apa yang ada. Jangan harap aku yang pergi beli. Udah dimasakin, masa aku juga yang harus ke warung," ketus Viana.Seusai berkata demikian, Viana kembali melanjutkan kegiatan masaknya tanpa mengacuhkan Runi.
Last Updated : 2025-11-20 Read more