Dari dalam rumah, tiba-tiba terdengar suara langkah lain. Seorang perempuan keluar, mengenakan daster elegan dengan kerudung sederhana yang serasi. Wajahnya teduh, meski jelas terlihat ada garis-garis kelelahan. Dialah Bu Anto, istri Paklik mereka.“Pak… kenapa ribut-ribut di depan?” tanyanya lembut, matanya segera menangkap sosok Rini yang terisak, Arman yang kaku, dan Farhan yang terduduk lesu. Seketika, ekspresinya berubah iba.“Ya Allah, Pak… itu kan anak-anaknya Mbak Asih…” suaranya pelan, penuh haru. Ia melangkah maju, mendekati pagar.Namun Anto cepat-cepat memotong dengan nada dingin, “Ora usah campur, Bu. Aku wis bilang, aku nggak kenal mereka.”Bu Anto menoleh, wajahnya kaget sekaligus heran. “Lho, kok gitu to, Pak? Jelas-jelas wajahnya mirip sekali sama Mbak Asih. Aku ngerti mereka. Aku sering lihat waktu kecil main ke rumahmu dulu. Masa kamu lupa?”Rini spontan menyembah-nyembah dengan tangannya, air matanya bercucuran. “Bulik… iya, ini aku, Rini. Ini Arman, ini Farhan… an
Last Updated : 2025-11-13 Read more