Siti yang tengah membawa nampan berisi teh hampir saja menjatuhkan gelas ketika mendengar kata-kata Agus. Mata perempuan muda itu membelalak, tak percaya dengan apa yang baru saja keluar dari mulut majikannya.Mak Asih berdiri kaku di tempatnya, berusaha menahan gemuruh di dadanya. Namun, wajahnya yang menunduk tak bisa menyembunyikan luka yang perlahan menggores hatinya."Serius, Gus?" Teman Agus masih terkekeh, mengira itu hanya candaan."Kenapa nggak?" Agus mengangkat bahu, seolah yang dibicarakan hanyalah barang, bukan manusia. "Kalau kamu mau, nanti aku suruh siapin barang-barangnya."Mak Asih menggigit bibirnya, berusaha keras agar air matanya tak jatuh di hadapan orang-orang yang tak menganggap keberadaannya. Di sudut ruangan, Siti masih terpaku, hatinya bergetar menahan amarah dan rasa iba yang bercampur jadi satu."Ah, kamu becanda aja, Gus!" Teman Agus akhirnya mengibaskan tangan, meski tawanya mulai mereda. "Aku nggak sekejam itu, kali.""Ya, terserah," jawab Agus santai, l
Last Updated : 2025-10-30 Read more