Rian merintih seiring dengan kedua kelopak matanya yang membuka perlahan. Aroma rumah sakit yang khas tercium dan dia menyadari ada selang infus yang menggantung di sebelahnya.Pandangannya sedikit kabur, tetapi lambat laun dia bisa melihat keadaan sekitar. Seketika rasa sakit menjalar dari bagian perut bawahnya. “Rian… akhirnya kamu bangun juga,” suara Claire terdengar gemetar dari pinggir ranjang. Matanya nampak sembab dengan gurat wajah yang lesu. Kedua sudut bibir pria itu menyungging tipis agar Claire tak cemas. Lantas, kepala perempuan itu menunduk dan air mata jatuh di pipinya sambil memegang tangan Rian yang dingin.“Maafkan aku, Rian. Semua ini gara-gara diriku…” kedua bahu Claire mengguncang pelan. “Kalau saja kamu sampai kenapa-kenapa, aku nggak akan pernah memaafkan diriku seumur hidup.”“Sudahlah, Claire. Hentikan tangismu. Toh, aku nggak mati,” Rian terkekeh pelan, berusaha menghibur Claire. Namun, isakan perempuan itu malah semakin menjadi. “Claire, ayolah… jangan mer
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-11-24 อ่านเพิ่มเติม