Udara di dapur terasa memberat, dipenuhi kata-kata Paijo yang tidak terucap dan ketakutan yang menguar lebih pekat dari asap tungku. Wulan menatap lelaki tua itu, mulutnya sedikit terbuka, siap melontarkan pertanyaan lain yang mendesak.Ia ingin tahu lebih banyak tentang Juju, Eni, dan Siti. Ia ingin tahu apa lagi yang Paijo lihat."Kang, apa mereka—""Paijo! Kamu gimana, sih!"Sebuah suara tajam dan dingin memotong ucapan Wulan, datang dari arah pintu. Keduanya tersentak kaget. Di sana, berdiri Rani, sosoknya anggun dalam balutan kebaya berwarna nila yang pas di badan dan kain jarik yang coraknya rumit.Wajahnya yang cantik tampak lelah, namun matanya berkilat tajam saat melihat Wulan memegang seikat buncis.Rani melangkah masuk, suara selopnya mengetuk lantai dengan irama yang penuh wibawa. Ia sama sekali tidak pulang semalaman. Aroma parfumnya yang mahal bercampur dengan bau embun pa
Terakhir Diperbarui : 2025-10-24 Baca selengkapnya