/ Romansa / Terapi Hasrat Dokter Bagas / Bab 60 — Rencana Pertemuan

공유

Bab 60 — Rencana Pertemuan

작가: Dark_Pen
last update 최신 업데이트: 2025-12-09 19:19:58

Madame Renata tercekat mendengar rencana Bagas. Ia dapat melihat jelas sorot mata dokter muda itu menunjukkan keteguhan dan tekad yang tak tergoyahkan.

“Kamu serius, Bagas?” tanyanya kembali sambil mengerutkan keningnya.

Bagas menarik napas dalam-dalam, menegakkan tubuhnya dan menatap Renata dengan penuh percaya diri.

“Tentu saja, aku ingin dia merasakan apa yang aku rasakan dulu,” jawabnya pelan, namun tegas.

Renata menghela napas berat, jantungnya berdegup kencang. Tatapan dan raut wajah Bagas benar-benar mengerikan. Ini bukan balas dendam biasa, ia benar-benar ingin menghancurkan Yanuar dari berbagai sisi.

“Baiklah,” kata Renata sambil mengatur ritme napasnya. Ia bahkan menjadi gugup sendiri karena Bagas begitu dekat dengannya.

Renata kembali duduk di kursi di balik meja kerjanya. Tangannya mulai meraih pulpen dan memainkannya di atas meja.

“Duduklah dulu, Bagas,” katanya lagi.

Bagas mengangguk, ia menarik pelan kursi di dekat meja dan lalu langsung duduk dengan tegap. Wajahnya tid
이 책을.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 81 — Apartemen Tania

    Sementara Helena, ia terus saja mengikuti Bagas hingga ke dalam ruangannya. Bagas mendengus kesal, ini cukup mengganggu baginya.“Kenapa kamu harus ke sini, sih? Kalau memang ada perlu, kan kita bisa bicara nanti,” kata Bagas sambil duduk di balik meja kerjanya.Helena tersenyum, ia ikut bersandar di meja sambil tangannya melingkar di leher Bagas.“Aku kangen,” katanya manja.“Iya, tapi kan bisa nanti saja. Aku ada pasien hari ini.”“Hmm!”Helena menghela napas berat, ia menarik tangannya. Wajahnya langsung murung dan cemberut.Bagas menarik napas dalam-dalam, ia mengusap wajahnya kasar. Ia bangkit dan memegang pipi Helena.“Helena, nanti kita bicarakan, ya? Ini di klinik, loh. Apalagi sebentar lagi aku ada pasien.”Bagas dengan lembut mengelus pipi wanita itu. Ia juga mengecup bibirnya pelan. Hingga akhirnya Helena kembali tersenyum dengan pipi yang merona.“Ya udah.”Akhirnya Helena mengalah.“Nanti malam kita ketemu, ya. Ada sesuatu yang penting yang mau aku bicarakan. Tentang Yanu

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 80 — Mulai Dilema

    Sinar matahari pagi menyelinap masuk melalui celah-celah ventilasi kontrakan sederhana itu, menyapu wajah Bagas yang masih terlelap. Ia mengerjap pelan, tangannya secara refleks meraba sisi tempat tidur, namun ia hanya menemukan sprei yang sudah dingin.Bagas segera membuka mata sepenuhnya dan mencium aroma harum nasi goreng serta bawang putih yang digoreng, memenuhi ruangan sempit tersebut. Ia menoleh ke arah dapur kecil dan mendapati Mayra sudah rapi mengenakan pakaian santai, rambutnya dicepol asal-asalan, sedang sibuk di depan kompor.Bagas bangkit, hanya mengenakan celana panjangnya yang sempat berserakan semalam. Ia berjalan tanpa suara dan tiba-tiba melingkarkan lengannya di pinggang Mayra dari belakang."Ehh! Dok, udah bangun?" Mayra tersentak kecil, namun sedetik kemudian ia menyandarkan kepalanya di bahu Bagas dengan senyum malu-malu.“Jangan panggil Dok, kita tidak sedang di klinik,” jawab Bagas sambil mempererat pelukannya.Mayra hanya tersenyum lembut, ia mengangguk pelan

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 79 — Gairah di Kamar Mandi

    Setelah badai gairah yang meluap-luap itu mereda, keheningan yang damai menyelimuti kamar kontrakan sempit tersebut. Bagas tidak segera beranjak, ia menarik tubuh mungil Mayra ke dalam pelukannya, menyelimuti mereka berdua dengan kain sprei tipis yang masih tersisa di atas ranjang.Mayra menyandarkan kepalanya di dada bidang Bagas, mendengarkan detak jantung pria itu yang perlahan mulai kembali normal. Aroma maskulin yang bercampur dengan sisa-sisa pergumulan mereka membuat Mayra merasa begitu aman. Tanpa sadar, rasa lelah yang luar biasa setelah pertama kali merasakan pengalaman tersebut membuat kelopak matanya terasa berat.Bagas pun demikian. Ia mengelus lembut rambut Mayra yang masih sedikit basah oleh keringat, hingga akhirnya napas keduanya menjadi teratur. Mereka terlelap dalam pelukan hangat, seolah dunia di luar sana berhenti berputar hanya untuk mereka berdua.Hening malam di tempat itu sempat terganggu oleh suara kucing yang melompat di atas atap seng, membuat Bagas perlaha

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 78 — Gelora Indah Bersama Mayra

    Bagas terdiam sejenak, membiarkan matanya menjelajahi setiap inci kemolekan alami yang terpampang di depannya. Mayra, dengan wajah yang sudah merah padam hingga ke telinga, mencoba menutupi dadanya dengan tangan yang gemetar. Namun, Bagas dengan lembut meraih tangan itu, mengecup telapak tangannya, dan meletakkannya kembali di sisi tubuhnya."Jangan disembunyikan, Mayra... Kamu sangat sempurna," bisik Bagas dengan suara yang serak dan berat.Mayra tersenyum dengan pipi yang merona. Ia sendiri bingung apa yang ia rasakan kini. Ada rasa malu, senang, sedih. Semuanya bercampur aduk menjadi satu.Bagas kemudian mulai melepaskan pakaiannya sendiri satu per satu dengan gerakan yang sangat tenang, seolah ingin memberi waktu bagi Mayra untuk mempersiapkan diri. Ketika kemeja dan celana Bagas akhirnya terlepas sepenuhnya, mata Mayra yang semula sayu mendadak melebar sempurna.Ia terkesiap, napasnya seolah tertahan di kerongkongan. Pandangannya terpaku pada kejantanan Bagas yang kini berdiri te

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 77 — Gairah di Dalam Kontrakan

    Mobil sedan putih milik Bagas akhirnya berhenti tepat di depan sebuah pagar besi kusam, tempat kontrakan sederhana yang dihuni oleh Suster Mayra.Suasana di sekitar gang tersebut cukup sepi, hanya ada beberapa lampu jalan yang mulai menyala temaram, memberikan kesan privasi yang diinginkan Bagas.Suster Mayra masih terpaku, tangannya masih berada dalam genggaman Bagas. Kata-kata pria itu tentang "calon istri" masih terngiang-ngiang di kepalanya, membuat hatinya dipenuhi bunga-bunga yang mekar seketika."Sudah sampai, Sus," bisik Bagas lembut, wajahnya mendekat ke arah Suster Mayra hingga aroma parfum woody yang maskulin menyapa indera penciuman suster itu."E-eh, iya, Dok. Terima kasih sudah mengantar," jawab Suster Mayra gugup. Ia hendak membuka pintu, namun Bagas belum melepaskan tangannya."Tidak mau mengajak saya masuk dulu? Saya haus sekali, Mayra," pinta Bagas dengan nada suara yang sedikit merendah, kali ini ia menyebut nama aslinya tanpa embel-embel "Suster".Suster Mayra mene

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 76 — Suster Mayra

    Sore harinya, sesuai janjinya tadi, Bagas terlihat duduk di lobi menunggu Suster Mayra yang hampir selesai dengan pekerjaannya.Ia duduk tenang sambil menyilangkan kakinya. Tangannya sibuk bermain di layar ponsel. Ia sedang membalas pesan singkat dari Helena.“Bagas, Yanuar telah terpancing. Aku berhasil,” tulis Helena di pesan singkatnya.Bagas tersenyum simpul. Matanya berbinar.“Kamu hebat, aku tahu pasti kamu bisa.”Tidak lama kemudian, Helena kembali membalas.“Tapi aku jijik, dia sempat mencium bibirku.”“Cih, dasar!” batin Bagas berdecak kesal. Sesuai dugaannya, Yanuar memang sangat mudah dipancing jika soal perempuan.Bagas kembali mengetik balasan.“Tapi kamu rekam semuanya, kan?”Terlihat tulisan typing di layar ponsel Bagas. Helena sedang mengetik balasan.“Iya, sudah aku rekam. Tapi itu belum cukup. Nanti malam dia pasti bakal balik lagi ke apartemenku.”Bagas tersenyum. Jarinya kembali bermain di layar dan mengetik balasan.“Oke, buat dia terlena hingga dia lupa kalau dia

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status