Ketika matahari pagi menyilaukan jendela, Ara terbangun dengan kepala berat dan tubuh yang pegal di setiap inci. Ia mengedip beberapa kali, mencoba memahami ruangan asing yang tidak familiar—dinding gelap elegan, wangi maskulin samar, dan ranjang king size yang terlalu nyaman untuk ukuran mimpi buruk semalam.“Shit—”Tanpa pikir panjang, ia menyingkap selimut. Napasnya tercekat.Gaun hitam robek yang dipakainya semalam sudah hilang. Sebagai gantinya, ia mengenakan kemeja putih kebesaran—jatuh longgar di bahu dan paha—dan sangat jelas milik siapa.Bukan mimpi. Sama sekali bukan mimpi.Tubuhnya terasa seperti baru saja dilewati kereta. Sakit, ngilu, tapi panas. Dan memori samar semalam kembali menyerbu tangan Zayn, napasnya, tatapannya, tubuhnya yang menghantam kesadarannya yang melemah karena obat.Ara menutup wajah dengan kedua tangan. “AKHH! Aku yang mulai duluan… kenapa aku sebodoh itu?!”Menambah buruk keadaan, ia tidak melihat Zayn di kamar.Dadanya mencubit sendiri.Sial. Setelah
Last Updated : 2025-10-17 Read more