Meski enggan, Arka akhirnya mengangkat panggilan itu. “Ada apa, Ma?” suaranya datar. “Nak Arka, maaf ya. Mama ganggu kerja kamu, ya?” suara lembut Rina terdengar dari seberang, tapi justru membuat kepala Arka semakin berat. Ia mengusap wajahnya kasar, mencoba menahan diri. “Tidak, Ma. Ada apa?” jawabnya singkat. “Begini, Nak. Mama tadi sempat ngobrol sama Dina,” ucap Rina berhati-hati. Arka mulai mengerutkan dahi. “Dan mama juga sudah bicara sama kakekmu ....” Arka langsung tahu arah pembicaraan itu. Tangannya mengepal di atas meja, ponsel hampir terhimpit di genggamannya. “Saran mama, coba deh kamu sama Dina ikut program kehamilan. Banyak anak teman mama yang berhasil, loh. Siapa tahu kalian juga bisa.” “Ma ....” suara Arka merendah, menahan nada marah yang hampir meledak. “Kalian kan sudah setahun menikah, Nak. Masa belum ada kabar baik juga? Pasti mamamu juga berharap punya cucu dari kalian,” lanjut Rina disertai tawa kecil. “Jadi coba disempatkan, ya. Nanti mama bilang ju
Terakhir Diperbarui : 2025-11-07 Baca selengkapnya