“Abaikan saja, nanti juga pergi sendiri!” ucap Davin serak.Ia kembali menempelkan bibirnya di pipi Dina, lembut tapi penuh hasrat. Baru saja Dina mulai larut, suara ketukan di pintu terdengar lagi, berulang dan mengganggu. Dina spontan mendorong pelan dada Davin, membuatnya memejam mata dan mendesah pelan, jelas kesal karena momen mereka kembali terhenti.“Mas, sepertinya ada tamu atau mungkin petugas hotel,” ucap Dina berusaha menyingkir dari pelukan Davin.“Kalau petugas hotel, mereka pasti bersuara,” ujarnya dengan nada jengkel. Ia kembali ingin mencium Dina, tapi ketukan itu terus muncul.“Mas Davin, lebih baik diperiksa dulu saja. Siapa tahu penting,” pinta Dina lembut. Ia menyingkirkan tangan Davin dari pinggulnya, lalu beranjak turun dari tempat tidur. Dengan gerakan cepat, ia meraih bajunya yang sempat terlepas dan mengenakannya kembali.Davin mengusap rambutnya kasar, wajahnya menunjukkan jelas rasa frustasi. Ia mengambil napas panjang, mencoba menahan emosi yang nyaris mele
Last Updated : 2025-10-30 Read more