“Aku punya apartemen di atas, tapi karena jarang kutempati, manajerku sering menyewakannya untuk keperluan syuting film,” jelas Pras sambil menekan tombol lift. “Sementara untuk malam ini, kita menginap di hotel saja—sekadar beristirahat sebelum besok terbang ke Jakarta.”Aura mengangguk pelan, mengikuti langkah Pras ke dalam lift. Pria itu masih sempat bercerita tentang gedung tertinggi di dunia ini, menunjuk beberapa sudut menakjubkan dari balik dinding kaca. Namun, sesampainya di kamar, Aura tetap terlihat murung.“Kenapa, Ra?” tanya Pras sambil menatapnya.“Om… nanti bagaimana kalau orang-orang salah paham kita sekamar?” suara Aura bergetar, tapi cukup tegas.Pras menatapnya sebentar, lalu tersenyum tipis. “Kamu mencemaskan hal itu?”Aura mengangguk pelan.“Asistenku tinggal di bawah, Ra. Mereka tak ikut naik, aku selalu menjaga privasiku. Lagi pula, kita tidak akan sekamar. Hotel ini aku sewa beberapa kamar sekaligus.”Aura baru tersadar, lalu menghela napas lega. Tapi kelegaan i
Terakhir Diperbarui : 2025-10-30 Baca selengkapnya