Malam itu mereka tak jadi menuntaskan kerinduan yang tersisa. Keduanya terlalu lelah dan mengantuk.Sebulan terakhir, Aura tidur dalam kesepian — menanggung hati yang hampa. Malam ini, untuk pertama kalinya, ia ingin meminta sesuatu yang sederhana: pelukan.“Om nggak keberatan kan meluk aku?” tanya Aura pelan, sementara Pras masih sibuk menatap layar ponselnya.“Tentu, Sayang,” jawab Pras lembut, dengan nada yang selalu membuat Aura merasa disayangi sepenuhnya. Bersamanya, Aura merasa dianggap, bukan sekadar diperlakukan sebagai pelengkap.Dalam pelukan itu, Aura bersandar di dada Pras, mendengarkan detak jantung yang ritmis dan menenangkan.Ia enggan memejamkan mata — rasanya sayang melewatkan kehangatan seintim ini.“Kok belum tidur? Katanya capek,” suara Pras terdengar lembut di telinganya.“Enggak apa-apa, Om. Sebentar lagi, ya? Aku cuma masih pengen ngerasain dipeluk Om… menghirup samar parfum Om,” ucap Aura jujur, tanpa berani menatap.Pras tak menjawab, hanya mengelus punggung
Last Updated : 2025-11-06 Read more