All Chapters of Lembah Awan Berkabut: Chapter 31 - Chapter 40

Beberapa minggu berlalu di Lembah Awan Berkabut dalam suasana yang terasa tidak nyata dan sedikit canggung, namun penuh dengan kebahagiaan yang meluap-luap. Wang Yue, yang telah ditarik kembali dari kehampaan, sedang dalam proses membiasakan diri kembali dengan hal-hal dunia seperti sensasi angin di kulitnya, rasa teh hangat di lidahnya, dan kebutuhan untuk istirahay yang ternyata terasa sangat memuaskan. Baginya, setiap hari adalah sebuah penemuan kembali atas kehidupan yang pernah ia anggap remeh. Ling Yue, di sisi lain, sedang belajar untuk hidup tanpa beban kosmik di pundaknya. Ia menemukan kegembiraan dalam hal-hal kecil yang dulu ia lewatkan seperti mengamati seekor kupu-kupu menari di atas bunga, atau mendengarkan cerita-cerita Ling Er yang kini tak lagi terganggu oleh bisikan penderitaan dari seluruh dunia. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan Ling Er, memastikan adiknya tahu bahwa ia kini sepenuhnya hadir.

Lima tahun telah berlalu sejak kembalinya Wang Yue. Lima tahun yang terasa seperti kedipan mata namun juga selamanya. Lembah Awan Berkabut tidak lagi menjadi surga tersembunyi yang sunyi, melainkan telah bertransformasi menjadi pusat spiritual yang dihormati di seluruh dunia. Akademi yang mereka dirikan bersama telah berkembang, menarik para pemuda-pemudi berbakat yang tidak hanya mencari kekuatan, tetapi juga kebijaksanaan. Pagi itu, di lapangan latihan utama yang luas, puluhan murid sedang berlatih di bawah bimbingan dua master legendaris mereka. Suasananya serius namun tidak tegang, mencerminkan keseimbangan sempurna dari para pendirinya. “Fokusmu terpecah, Jia Lin,” suara Ling Yue terdengar lembut namun jelas, dengan mudah memotong keheningan. Ia berjalan di antara barisan murid, auranya hangat seperti matahari pagi. “Kamu mencoba memaksa Qi-mu. Ingat, pedang adalah perpanjangan dari kehendakmu, bukan ototmu. Rasakan alirannya,

Perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur di Lembah Awan Berkabut adalah pemandangan yang penuh dengan kehangatan dan cahaya. Ini adalah festival kelima sejak kembalinya Wang Yue, dan itu terasa istimewa. Lentera-lentera kertas buatan para murid tergantung di dahan-dahan pohon beringin, memancarkan cahaya lembut yang menari-nari di atas wajah-wajah yang penuh tawa. Aroma kue bulan manis yang baru dipanggang oleh Ling Er bercampur dengan aroma pinus dari api unggun besar di tengah lapangan, menciptakan suasana yang damai dan meriah. Ling Yue berjalan di antara para murid. Ia tidak lagi memiliki kesadaran kosmik yang dulu membebani jiwanya, tetapi ia bisa merasakan kebahagiaan murni di sekelilingnya dengan lebih jelas dari sebelumnya. Ia berhenti untuk membantu seorang murid muda menyalakan lenteranya yang padam, kelembutan dalam gerakannya adalah pelajaran yang lebih berharga daripada teknik kultivasi mana pun. Di dekat api unggun,

Fajar menyingsing di atas Lembah Awan Berkabut, tetapi cahayanya yang keemasan gagal mengusir hawa dingin yang ditinggalkan oleh malam yang mengerikan. Pesta telah berakhir dengan tiba-tiba dan kejam. Lentera-lentera kertas yang sobek tergantung miring seperti layang-layang patah, sisa-sisa kue bulan yang terinjak-injak berserakan di tanah, dan di tengah lapangan, sebuah lingkaran hitam pekat di mana rumput telah berubah menjadi abu menjadi monumen bisu dari serangan Makhluk Void. Keheningan yang menyelimuti akademi bukanlah keheningan yang damai, melainkan keheningan yang sarat dengan ketakutan. Para murid yang lebih muda duduk berkelompok di dekat kuil, beberapa masih terisak pelan dalam pelukan murid yang lebih senior. Yang lain membantu membersihkan sisa-sisa perayaan dengan gerakan lambat dan tanpa semangat. Tawa dan keceriaan kemarin malam terasa seperti kenangan dari dunia lain. Ling Er bergerak di antara mereka seperti secercah cahaya bulan yang menenangkan. Ia membagikan s

Fajar menyingsing dengan warna pucat di ufuk timur saat Wang Yue berdiri di gerbang Lembah Awan Berkabut. Udara pagi terasa dingin, tetapi tidak sedingin kehampaan yang terasa di hatinya saat memikirkan kepergian ini. Di sampingnya, Ling Yue berdiri, jubahnya berkibar pelan ditiup angin. Tidak ada kerumunan murid atau upacara perpisahan ini hanya mereka berdua dalam keheningan yang sarat makna. “Aku sudah memperkuat formasi di sekeliling lembah,” kata Ling Yue, memecah kesunyian. “Dengan Ling Er dan para instruktur, kami akan segera memasang Formasi Penyegelan Kuning. Seharusnya bisa menahan serangan skala kecil. Jangan khawatirkan kami.” Suaranya tenang, tetapi Wang Yue bisa merasakan kekhawatiran yang tersembunyi di baliknya. “Aku tidak khawatir pada kemampuanmu,” jawab Wang Yue, menatap Ling Yue. “Aku khawatir pada dirimu.” Ia mengangkat tangannya dan dengan lembut membelai pipi Ling Yue. “Jangan memaksakan diri. Kekuatanmu belum pulih sepenuhnya. Gunakan kebijaksanaanmu, bukan