All Chapters of Terperangkap Jerat Suami Dominan dan Angkuh: Chapter 51 - Chapter 60

"Tadi aku hanya lewat di depan kantormu dan teringat sesuatu. Jika kamu ada urusan penting, aku bisa kembali lain waktu.” Gloria berniat pergi karena tidak mau mengganggu kegiatan Aaron. “Oh... tidak, tetaplah di sini. Aku akan tidak pergi untuk hal yang penting. Bolehkah minta waktu sebentar?” ujar Aaron yang kemudian menjauh dari Gloria untuk menelepon Catelyn. “Ya, Aaron. Aku baru akan bersiap ke rumahmu,” ujar Catelyn ketika Aaron menelepon. “Bisakah kamu menundanya sebentar, aku ada urusan di kantor,” kata Aaron. “Oke, tidak masalah,” balas Catelyn. “Aku akan meneleponmu jika sudah selesai.” “Baiklah.” Aaron segera menutup teleponnya lalu kembali menemui Gloria. “Seorang wanita ...?” tanya Gloria yang berhasil membuat bibir Aaron tersenyum. “Begitulah. Aku sedang mencoba memulai hal yang baru,” jawab Aaron asal. “Aku berharap hubungan kalian bisa berlanjut dan bahagia.” Gloria mendoakan pria kesayangannya itu. “Terima kasih atas doanya. Apakah ada hal penting yang ingi

Catelyn berkenalan dengan Christhoper tanpa ada obrolan apa pun. Pria itu terlihat sangat dingin dan hanya bisa tersenyum jika sedang berbicara dengan Amber. Jika berhadapan dengan Gloria atau Papanya serta dirinya, tatapannya berubah menjadi tajam penuh selidik seakan dia tidak percaya pada siapapun kecuali pada Amber. Menghadapi pasangan itu, hati Catelyn tiba-tiba merasakan desiran aneh. “Siapa sebenarnya pasangan itu? Terlepas mereka adalah sepupu dan calon sepupu iparnya.” “Apakah kamu merasa kurang nyaman dengan sikap Christhoper?” tanya Amber ketika punya kesempatan berdua bersama Catelyn di dapur untuk mengambil minuman mereka. “Jujur saja, ya. Christhoper sangat dingin padaku. Apakah dia tidak menyukaiku? Karena aku memang bukan tipe wanita yang mudah untuk di sukai,” Catelyn mengambil kesimpulan sendiri. “Tidak, jangan salahkan dirimu. Kamu wanita yang hangat dan menyenangkan, aku bisa merasakannya ketika kamu menyambutku dengan pelukan hangat. Sikap Christhoper memang

Ketika masuk kembali ke kamar, Catelyn melihat Aaron telah duduk bersandar di pinggir ranjang sambil memegang kepalanya. “Bagaimana keadaanmu?” tanya Catelyn. “Kepalaku rasanya mau pecah,” jawab Aaron menahan rasa sakit. “Jika tahu akan seperti itu, kenapa kamu minum sampai mabuk?” geram Catelyn lalu mengambilkan obat yang dia bawa dan memberikannya pada Aaron. Aaron dengan cepat menelan obat tersebut. “Dia sudah menikah dan sudah bersama pria lain, sekarang dia punya pelindungnya sendiri. Dulu melindunginya adalah tujuan hidupku kini aku sudah kehilangan tujuan hidupku,” gumam Aaron sambil merasakan sakit di kepalanya yang belum juga berkurang. “Kata siapa kamu telah kehilangan tujuan hidupmu? Kamu masih punya tanggung jawab atas pekerjaanmu. Ingat juga jika banyak karyawan dan anak istrinya yang harus kamu beri makan. Mereka butuh kamu lindungi, bukan hanya satu wanita itu yang butuh perlindunganmu. Satu hal yang paling penting, kamu juga masih harus membayarku mahal sebelas

“Setiap orang mempunyai kesempatan untuk berubah. Jika tidak ada orang yang mau memberikan kesempatan pada Aaron, maka aku yang akan memberikan kesempatan itu.” Catelyn bersikeras dengan pendapatnya. ‘Kenapa wanita yang dulu aku kenal sebagai wanita pintar dan cerdas sekarang berubah menjadi wanita yang sangat bodoh? Apakah itu karena penyakit CINTA yang kamu idap? Makan saja CINTA mu itu dan nikmati penderitaanmu, tapi jangan mengeluh jika nantinya kamu tenggelam dalam penderitaan yang tidak ada akhirnya.’ “Aku tidak akan menderita dan aku kuat menghadapi semua tantangan di depanku. Aku wanita kuat, ingat itu!” geram Catelyn menanggapi suara di kepalanya. ‘Aaron hanya bisa lembut pada wanita yang lemah, wanita yang tersiksa, wanita yang dilukai. Melihat wanita seperti itu, dia melihat sosok ibunya yang lemah dan teraniaya. Dia tidak akan pernah menyukai wanita kuat sepertimu. Wanita kuat sepertimu hanya dia gunakan untuk melampiaskan hasratnya dan untuk melampiaskan rasa marahnya.

Catelyn meletakkan ponsel Aaron di tempat semula lalu kembali berkutat dengan dokumen yang sedang dia pelajari. Beberapa minggu ke depan, dia akan bertemu dengan Jones dan membahas data keuangan Fortune. Karena itu adalah data rahasia, maka dia tidak bisa mewakilkan pertemuan tersebut pada Olen. Sekalian dia ingin mengenal bagaimana sosok pria bernama Jones tersebut. Catelyn membayangkan dia adalah pria gendut dengan perut buncit dan kepala botak. Wajahnya dipenuhi bintik coklat dengan kaca mata tebal yang membosankan. Bibir Catelyn tersenyum membayangkan sosok Jones versi dirinya. Semoga dia bukan pria dengan segudang pesona yang penuh dengan rayuan gombal yang akan membuatnya jijik dan muak. Selesai mempelajari semua kebijakan, prosedur dan instruksi kerja yang berjalan di Fortune, Catelyn mematikan ponselnya dan bersiap untuk tidur. Dia menaruh kepala Aaron di bantal, membuat pria itu tidur senyaman mungkin. Matanya menatap wajah Aaron dan menelusuri setiap inci wajahnya. Mulai